Selasa, 17 Mei 2011

Buku Antik Tjilik Romans Swami Iblis

Buku Antik ini nama lainnya adalah Drama Kalidjodo hasil karya Lim Poen Kie. Kemungkinan nama ini adalah samaran dari Pouw Kioe Kie.
Buku djadoel berjudul Swami Iblis ini adalah nomor 31 dari serial Tjilik Romans. Tjilik Romans adalah penerbit buku yang beralamat di Djakarta, Posttrommel 63. Melihat ejaannya bukan lagi Oe untuk huruf u, tapi masih tj untuk c maka buku ini terbit antara kurun waktu tahun 50 - 60 an, atau sebelum tahun 1972. Ternyata betul, pada sampul buku ini tepat dibawah nomor 31 ada tanggal tertulis disitu : 20 Agustus 1950
Tebal buku : 82 halaman
Dalam buku ini juga ditambahkan satu Cerita sebagai bonus, yang berjudul : Pengarunja Setan Bantal karya Pouw Eng Tian - Tjirebon.
Kondisi baik.
Harga Rp 35.000,-

Halaman pertama buku Swami Iblis adalah Sari Tjerita, ditulis oleh Pouw Kioe An. Begini sarinya :

Perkataan Karma yang berasal dari bahasa Sanskrit n(Hindu Kuno) maksudnya : sebab dan akibat.tapi ada jang artiken nasib atau takdir, bila sembari mengelah napas diutjapkan : "Ja apa mau dikata, itulah memang sudah karmanja".
Apatah anggapan jang belakangan ini betul ?

Menurut pendapat Annie Besant, bahwa kalau perkataan karma diartikan nasib adalah salah. Karma adalah hukum alam (natuurwet). Dalam hukum alam ada ditentukan bahwa sesuatu jenis bergerak kebawah. Apakah dengan ada itu matjam kepastian, orang lantas dengan putus asa berkata : "Pertjuma terbang ke awang-awang, sebab toch mesti jatoh kebawah" ?

Tidak. Disamping wet atau hukum djatoh kebawah, ada pula hukum lain jang bertentangan dengan hukum menjatohkan itu. Nah hukum jang mengangkat badan kita keatas sebaiknja digunakan buat berlawanan dengan hukum djatoh. Berdasarkan atas hukum ini maka manusia dapat membuat pesawat terbang, hingga ia dapat terbang diangkasa dengan berkawan dengan mega-mega putih.

Tjontoh jang lebih sederhana adalah orang jang tinggal ditepi laut, sehingga keringatnja mengutjur sepanjang kedua pilingannja. Apakah ia tidak dapat berdaja mengurangkan atau meringankan rasa panas itu, dan melainkan memeluk tangannja sembari berkata : "Ah memang karmanja saja kepanasan." ? Mengapa ia tidak bisa tjiptakan karma baru dengan ambil kipas buat kipasin badannja ? Hawa atau rasa dingin jang timbul dari digojangkan pergi-datangnja sang kipas ada berlawanan sama hawa panas.

Maka manusia jang tjerdik selalu mentjari hukum-hukum lain, jang dapat digunakan untuk keuntungannja diri sendiri.

"Kalau kamu dilahirkan sebagai pengetjut, kamu berhak mengubah itu menjadi watek jang gagah brani. Kalau kamu dilahirkan sebagai pendjahat, kamu berhak buat merobah watek djahat itu mendjadi baik." Demikianlah Annie Bessant punya pendirian.

Djikalu Hong-in seperti pemegang hoofdrol dalam tjerita ini mempunjai "tulang jahat" jang boleh dipandang buah-karma dari penghidupan jang lampau, ia diberi hak buat merobah itu, malah diberi kans atau kesempatan dengan dapat menikah dengan salah seorang istri hartawan. Tetapi meskipun benar ia terangkat dari kasukaran, ia harus mengatasi nafsu buruknknja akibat perbuatannja jang djahat pada masa jang lampau. Sebab manusia tidak dapat lolos dari hasilnja segala perbuatan jang tidak senunu. Tapi siapa jang dapat memahamkan itu, tahan udji kesangsaraan, ia akan berobah bahagia.

Tapi Hong in djatoh ...... Ia djatoh sebagai manusia jang mandah terima. " Ah memang sudah karmanja sih !." Hingga ia makin kelelep dalam lumpur noda-nista dan menemui adjalnja dengan tjara jang ketjewa.

Demikianlah sari tjerita ini jang digubah oleh tuan Pouw Kioe Kie, dengan tjara jang menarik hati dan mudah-mudahan pembatja dapat menarik banjak kefaedahan serta tauladan. POUW KIOE AN.
BOOKED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar